Everybody Changes

Memasuki usia dua puluh tahun, segala sesuatu terasa berjalan begitu cepat. Keluar dari bangku sekolah dan universitas, keluar dari lingkup pergaulan yang mayoritas didominasi oleh kawan sebaya, keluar dari rutinitas yang sudah disesuaikan dengan aturan di dunia pendidikan. Keluar dari itu semua rasanya begitu mengejutkan.

Setelah lulus dari universitas, yang pertama terasa menyedihkan adalah merasa kehilangan teman-teman. Bukan karena mereka menjauh. Namun, semua orang tiba-tiba saja seperti menghilang. Ada yang masih mengerjakan skripsi, ada yang sudah bekerja, ada yang sudah kembali ke kampung halamannya,  ada pula yang sudah menikah. Semua orang tiba-tiba memiliki dunianya masing-masing. Dunia yang dulu dikenal itu perlahan menghilang.

Berada di dunia kerja tentu bisa menjadi dunia baru yang tak kalah menyenangkan. Namun entah kenapa rasanya tak sama. Terjebak pada rutinitas pekerjaan, berada dalam pergaulan dengan mereka yang usianya beragam. Kita berada pada suatu titik bahwa kita harus berdiri sendiri. Dulu jika ingin makan bersama, teman-teman siap menemani. Jika ingin jalan-jalan, selalu ada sekompi pasukan yang siap menyerbu obyek wisata. Bahkan, kalau sedang tidak enak hati, bisa langsung nimbrung di kos temen, curhat sampai tengah malam. Teman-teman yang bisa diajak untuk melakukan hal-hal menyenangkan tersebut sebenarnya tidak menjauh, pun tidak hilang. Mereka hanya sudah memiliki tanggung jawab masing-masing. It can’t be helped. Everybody simply changes. 

Rasanya tak mungkin bisa menghadapi dunia yang selama ini kita kenal menjadi asing. Dan seseorang tak bisa terlalu lama berdiri sendiri. Di saat seperti inilah rasanya perlu untuk membentuk dunia sendiri. Dunia yang diisi oleh seseorang yang bisa diajak makan bersama, mbolang kemana saja, yang bisa diajak ngobrol semalaman, setiap hari tanpa terbatas masa sekolah yang pendek. Dia yang merupakan perwujudan dari seluruh kehidupan terbaik yang pernah dialami berada dalam satu raga.  Dia yang akan kamu kenali seketika. Dia yang saat kita temukan membuat kita seketika menyadari dan berteriak dalam hati: dia orangnya! Orang yang akan selalu selaras denganmu. Orang yang akan menyaksikan segaris demi segaris keriput muncul di wajahmu. Orang yang mungkin bahkan bisa menghitung kecepatan penampakan rambut putihmu. Seseorang yang akan kau sebut duniamu, hatinya adalah tempatmu pulang setiap hari.

I want to single you out: kamulah orangnya… ❤ 🙂

p.s. maaf jika judul dan isi yang tidak nyambung 😀

4 thoughts on “Everybody Changes

Leave a reply to niannisa Cancel reply